Tingkatkan Mutu Pembelajaran Agama Katolik, Bimas Katolik Medan Gelar Pelatihan Deep Learning untuk Guru SMA/SMK

Medan (Humas) – Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di tingkat menengah, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kementerian Agama Kota Medan menyelenggarakan Pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula SMA Santo Thomas 1 Medan, Jalan S. Parman No. 109, dan diikuti oleh 35 guru Agama Katolik yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Agama Katolik SMA/SMK se-Kota Medan.

Pelatihan secara resmi dibuka oleh Penyelenggara Bimas Katolik Kemenag Kota Medan, Pinta Omastri Pandiangan, S.Sos., M.S.P., dan turut dihadiri oleh Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Bimas Katolik Lidia Pinem, S.Ag., Pengawas Guru Agama Katolik Tingkat Menengah Dewi Sartika Simbolon, S.Ag., M.Pd., serta Ketua MGMP Agama Katolik SMA/SMK Kota Medan Oskar Tampubolon, S.S., M.A.

Dalam sambutannya, Pinta Omastri menekankan pentingnya penerapan metode Deep Learning dalam proses belajar mengajar. Ia menyatakan bahwa pendekatan ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan nasional yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.

“Metode ini mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis, dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Guru bukan lagi sekadar penyampai materi, tetapi fasilitator yang membimbing siswa menemukan makna pembelajaran dalam konteks kehidupan mereka,” ungkapnya.

Ia juga mendorong MGMP tingkat SMP dan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD untuk mencontoh langkah progresif yang telah dilakukan oleh MGMP SMA/SMK.

Sebagai narasumber utama, Suri Wahyuni Nasution, S.E., M.Pd., menjelaskan bahwa Deep Learning menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Berbeda dari pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher-centered), pendekatan ini lebih bersifat student-centered.

“Dalam Deep Learning, siswa didorong untuk menganalisis, mengevaluasi, memecahkan masalah, serta mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman hidupnya. Hal ini menjadikan proses belajar lebih bermakna dan berkelanjutan,” jelasnya.

Pelatihan dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan modul pembelajaran berbasis Deep Learning yang dipandu oleh Dewi Sartika Simbolon. Para peserta dibagi ke dalam kelompok dan diminta merancang modul yang mengintegrasikan tujuan pembelajaran, aktivitas kreatif, serta penilaian autentik.

Ketua MGMP, Oskar Tampubolon, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan pelatihan ini.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari Bimas Katolik. Modul yang dihasilkan hari ini bukan hanya konsep teoritis, tetapi langsung dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Pokjawas Bimas Katolik, Lidia Pinem, menilai pelatihan ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan agama di sekolah.

“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Pelatihan ini memperkaya keterampilan mereka dan menjadikan pembelajaran agama lebih kontekstual, hidup, dan relevan bagi siswa,” pungkasnya.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari ini ditutup pada pukul 15.30 WIB dengan doa bersama dan sesi foto bersama seluruh peserta sebagai kenangan atas pelatihan yang inspiratif dan aplikatif tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *