Medan (Humas) – Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kreativitas pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di tingkat sekolah dasar, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kementerian Agama Kota Medan menyelenggarakan pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) Agama Katolik Tingkat Dasar pada Jumat, 8 Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 067093 Kecamatan Medan Helvetia dan diikuti oleh para guru dari enam kecamatan: Medan Maimun, Medan Tuntungan, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Selayang, dan Medan Sunggal.
Pertemuan ini mengusung tema “Deep Learning dalam Pembelajaran Agama Katolik” sebagai upaya mendorong pendekatan pengajaran yang lebih mendalam, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Para peserta berada di bawah binaan Dra. Sarmin Sihombing, M.Pd., yang aktif mendampingi proses penguatan kompetensi guru di wilayah tersebut.
Sebagai narasumber, Fransiscus Xaverius Andika Marihot Siboro, S.Fil., menjelaskan bahwa pendekatan Deep Learning atau pembelajaran mendalam merupakan paradigma pendidikan yang berfokus pada pengembangan pemahaman yang utuh, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah.
“Pendekatan ini bukan sekadar istilah modern, tetapi perubahan cara pandang dalam mengajar. Siswa tidak hanya tahu apa, tapi juga mengerti mengapa dan bagaimana. Inilah yang membedakan deep learning dari pembelajaran permukaan (surface learning) yang hanya menekankan hafalan,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Penyelenggara Bimas Katolik Kemenag Kota Medan, Pinta Omastri Pandiangan, M.S.P., menekankan pentingnya guru Katolik untuk menguasai keterampilan abad ke-21. Ia menyatakan bahwa deep learning merupakan salah satu strategi yang sangat relevan dalam membekali siswa menghadapi tantangan dunia modern.
“Guru Agama Katolik harus kreatif, inovatif, dan akrab dengan teknologi. Deep learning membantu merancang pembelajaran yang kontekstual, memotivasi, dan bermakna bagi siswa,” tegasnya.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Kepala SDN 067093 Medan, Neni Triana, S.Pd., yang turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya pertemuan tersebut.
“KKG ini menjadi wadah yang strategis untuk membentuk guru-guru kreatif dan reflektif. Saya senang kegiatan ini dilengkapi dengan ice breaking yang menyenangkan, semoga bisa ditiru di kelas agar suasana belajar lebih hidup dan siswa lebih antusias,” ujarnya.
Selain diskusi dan pemaparan materi, para guru juga menyepakati tindak lanjut dari pertemuan ini. Materi deep learning akan kembali menjadi topik utama pada pertemuan KKG bulan September 2025, dengan target menghasilkan modul pembelajaran berbasis Deep Learning yang langsung dapat diterapkan di kelas masing-masing.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen para guru Agama Katolik untuk terus berkembang dan berinovasi. Melalui kolaborasi di forum KKG, diharapkan pembelajaran agama menjadi lebih inspiratif, kontekstual, dan membentuk karakter siswa secara holistik.