Medan (Humas) — Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan, Dr. H. Impun Siregar, MA menyambut langsung kedatangan 360 jemaah haji asal Kota Medan dari Kloter 8 Embarkasi Medan yang tiba di Asrama Haji Medan pada Sabtu pagi (21/6/2025). Momen penyambutan ini menjadi ungkapan syukur atas kembalinya jemaah dalam keadaan selamat setelah menunaikan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci.
Jemaah tiba di Bandara Internasional Kualanamu pukul 04.10 WIB menggunakan maskapai Garuda Indonesia GA 3408, kemudian diarahkan ke Asrama Haji Medan untuk proses penerimaan. Meski seluruh proses berjalan lancar, satu orang jemaah dilaporkan wafat di Makkah.
H. Impun Siregar menyampaikan rasa syukur atas kelancaran perjalanan ibadah jemaah serta duka cita atas wafatnya salah satu anggota Kloter 8. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan ibadah haji merupakan momen spiritual yang membawa dampak besar bagi kehidupan umat Islam di masyarakat.
“Kami atas nama Kementerian Agama Kota Medan mengucapkan selamat datang dan selamat kembali ke tanah air kepada seluruh jemaah. Semoga semua amal ibadah selama di Tanah Suci diterima Allah SWT dan para jemaah meraih predikat haji yang mabrur,” ujar Impun.
Ia juga mengapresiasi kerja keras para petugas haji yang telah melayani jemaah dengan penuh dedikasi sejak pemberangkatan hingga kepulangan. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil sinergi yang baik antara Kementerian Agama, Pemerintah Kota Medan, dan seluruh elemen pendukung penyelenggaraan ibadah haji.
Turut hadir dalam penyambutan ini Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Pemko Medan Muhammad Sofyan mewakili Wali Kota Medan, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumut H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM serta Kabag Kesra Setda Kota Medan Abu Kosim Nasution.
Impun Siregar menegaskan bahwa Kementerian Agama Kota Medan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan ibadah haji, baik dari sisi pembinaan, pelayanan, maupun perlindungan jemaah.
“Kami berharap para jemaah dapat menjadi teladan di tengah masyarakat setelah kembali dari Tanah Suci. Haji tidak hanya berhenti pada serangkaian ritual, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari,” tutup Impun.