Medan (Humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan, Dr. H. Impun Siregar, MA, menghadiri Musabaqah Qira’atul Kutub Internasional (MQKI) Tahun 2025 yang berlangsung di Pondok Pesantren As’adiyah, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025.
Kehadiran Kemenag Kota Medan dalam ajang bergengsi ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan nyata terhadap pengembangan pendidikan pesantren serta penguatan tradisi keilmuan Islam melalui kajian kitab kuning (kutub al-turats).
Musabaqah Qira’atul Kutub Internasional (MQKI) 2025 merupakan ajang intelektual pesantren berskala internasional yang diikuti oleh 1.359 peserta dari seluruh Indonesia serta delegasi dari sembilan negara sahabat, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste. Para peserta berkompetisi dalam beberapa kategori, seperti marhalah (ula, wustha, ulya), debat, serta jenjang Ma’had Aly yang mencakup lomba debat dalam Bahasa Arab dan Inggris, hifdzul mutun, hingga penulisan risalah ilmiyyah.
Selain kompetisi utama, rangkaian kegiatan juga diisi dengan tujuh program pendukung yang mengangkat isu-isu strategis pesantren, seperti halaqah ulama internasional, expo kemandirian pesantren, serta program pesantren hijau yang fokus pada kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam keterangannya, H. Impun Siregar menyampaikan apresiasi terhadap para santri asal Kota Medan yang berhasil tampil di panggung internasional ini. Ia berharap keikutsertaan mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pesantren, khususnya dalam mengangkat marwah pesantren Kota Medan di tingkat global.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh partisipasi santri Medan di MQKI 2025. Ini bukan sekadar lomba, tetapi juga momentum penting dalam membangun jaringan intelektual antarbangsa serta memperkuat tradisi ilmiah pesantren. Semoga para santri kita bisa memberikan yang terbaik dan mengharumkan nama Kota Medan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa partisipasi ini sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama, khususnya dalam Asta Protas poin keempat, yakni Penguatan Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam.
MQKI 2025 menjadi tonggak penting bagi pesantren Indonesia dalam melestarikan khazanah keilmuan Islam, memperkuat silaturahmi antarnegara, serta menghadirkan nilai-nilai kitab kuning dalam kehidupan modern yang relevan dan kontekstual.