MIN 1 Medan Jadi Tuan Rumah Pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta

Medan (Humas) — Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Medan menjadi tempat pelaksanaan pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), sebuah pendekatan baru dalam dunia pendidikan madrasah yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh para kepala madrasah dan guru dari berbagai Madrasah Ibtidaiyah Negeri maupun Swasta di Kota Medan dan sekitarnya. Selasa (5/8/2025).

Pelatihan yang dimulai sejak pagi ini dibuka oleh salah satu guru MIN 1 Kota Medan, Elvira, M.Pd. Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Kegiatan, Risrahim, S.Pd., menyampaikan apresiasi terhadap semangat kolaboratif para peserta dan pentingnya pembaruan kurikulum yang berorientasi pada nilai-nilai cinta dalam pendidikan.

Kepala MIN 1 Kota Medan, Dra. Hj. Hasnah Siregar, MM, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena MIN 1 Kota Medan dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan ini. Ia berharap melalui pelatihan ini, rasa cinta dan dedikasi terhadap madrasah, serta terhadap Kementerian Agama Republik Indonesia, dapat semakin tumbuh dan mengakar.

“Kami sangat bersyukur dan merasa terhormat karena MIN 1 Kota Medan dipercaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta ini. Semoga kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta yang lebih dalam terhadap madrasah dan Kementerian Agama. Kurikulum Berbasis Cinta ini membawa semangat baru bagi dunia pendidikan madrasah. Kami berharap seluruh peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai cinta dan kasih sayang dalam proses pembelajaran di masing-masing madrasah.” ujar Hasnah

Materi inti disampaikan oleh Naila Amna, M.Psi., pengawas madrasah di Kecamatan Medan Tembung dan sekitarnya. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta merupakan gagasan dari Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A., yang dirancang selaras dengan prinsip-prinsip kurikulum merdeka. Kurikulum ini memberi ruang bagi satuan pendidikan untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik peserta didik dan kondisi madrasah masing-masing.

“Kurikulum Berbasis Cinta bukan hanya soal materi ajar, tetapi juga tentang menciptakan suasana pembelajaran yang penuh kasih, empati, dan perhatian terhadap kebutuhan peserta didik,” ujar Naila Amna.

Materi disampaikan secara interaktif dan mudah dipahami, sehingga peserta pelatihan aktif berdiskusi dan memberikan tanggapan yang positif sepanjang kegiatan berlangsung. Naila juga mengingatkan seluruh kepala madrasah untuk terus melakukan kontrol dan evaluasi terhadap seluruh proses pendidikan agar hasil yang diperoleh lebih optimal dan berkelanjutan.

Pelatihan diakhiri dengan pengumpulan proyek yang telah dibagikan sebelumnya, berisi rangkaian kegiatan dan refleksi atas pelatihan yang telah dilaksanakan. Proyek tersebut akan menjadi bagian dari laporan resmi yang dikirimkan ke Kementerian Agama Kota Medan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan dokumentasi program kerja nyata Kementerian Agama RI dalam mewujudkan pendidikan madrasah yang lebih baik dan relevan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *