Menyuluh Lewat Podcast, Penyuluh Agama Katolik Kota Medan Paparkan Harta Tak Ternilai dalam Kitab Deuterokanonika

Medan (Humas) Penyuluh Agama Katolik Kementerian Agama Kota Medan kembali melakukan tugas penyuluhan melalui sarana digital podcast, Jumat (26/9/2025). Kali ini materi yang diangkat adalah Kitab Suci Deuterokanonika yang jarang dibahas, namun sebenarnya menyimpan harta rohani tersembunyi tak tak terkira nilainya. Hasil bincang-bincang ini disiarkan di akun Youtube Bimas Katolik Kota Medan: @bimkatkemenagmedan.

Ricardo Simamora, S.Ag. memandu jalannya penyuluhan bincang-bincang ini. Ia membuka perbincangan dengan mengajukan tiga pertanyaan seputar sejarah dan kanonisasi Kitab Deuterokanonika. Sekadar tahu, ada ‘keistimewaan’ Kitab Suci Gereja Katolik dengan menetapkan Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe, serta tambahan pada Kitab Ester dan Daniel sebagai Kitab Suci.

Leonhard Hutagalung, S.S. menjelaskan istilah Deuterokanika berasal dari bahasa Yunani, deuteros yang berarti kedua, dan kanon yang berarti daftar atau norma. “Jadi, Deuterokanonika adalah kitab-kitab yang termasuk dalam ‘kanon kedua’, setelah protokanonika (kitab kedua)” ujarnya. Leo menegaskan, kitab-kitab ini sempat diperdebatkan, tetapi kemudian diteguhkan oleh Gereja sebagai bagian resmi Kitab Suci.

Demaran Sigiro, S.Fil. memaparkan sejarah masuknya Kitab Deuterokanonika dalam tradisi Gereja. “Pada abad ke-3 SM, Kitab Suci orang Yahudi diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut Septuaginta dan di dalamnya terdapat Kitab Deuterokanonika. Versi ini banyak dipakai Yesus dan para rasul. Karena itu, Gereja Perdana terbiasa memakai Septuaginta, termasuk Deuterokanonika,” jelasnya.

Diskusi semakin menarik saat berbicara tentang isi dan tema kitab-kitab tersebut. Demaran menjelaskan, Kitab Tobit menekankan kesetiaan keluarga kepada Allah, Yudit bercerita tentang seorang perempuan yang saleh dan berani, Kebijaksanaan Salomo mengungkap kebijaksanaan Ilahi, Sirakh memuat ajaran moral, 1 Makabe mencatat perjuangan bangsa Yahudi, sementara 2 Makabe menampilkan kisah martir iman.

Pada sesi penutup, Leonhard menekankan relevansi kitab-kitab ini dengan kehidupan umat Katolik masa kini, khususnya bagaimana menghidupi iman di tengah dunia. “Misalnya, kisah Yudit yang berani melawan penindasan bisa menginspirasi kaum perempuan, doa dalam Kitab Barukh mengajarkan pertobatan sejati, sedangkan Sirakh memberi nasihat tentang persahabatan, keluarga, dan etika kerja,” kata Leo.

Begitu kaya isi Kitab Deuterokanika dan sangat baik dibaca dan direnungkan untuk meningkatkan kualitas iman umat. Dibantu Zetra Hail Saragih, S.Fil dan Roni Antonius Sitanggang, S.Fil, penyuluhan ini mengajak umat Katolik lebih akrab dengan Kitab Deuterokanonika. “Di dalamnya ada harta tersembunyi berupa doa yang indah, teladan iman, kebijaksanaan hidup, dan dasar ajaran Gereja,” pesan mereka menutup podcast.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *