Medan (Humas) — Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan peran aktif para penyuluh agama dalam isu lingkungan dan pemanfaatan teknologi, Ikatan Penyuluh Agama Islam Republik Indonesia (IPARI) Kota Medan menggelar Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme dan Peningkatan Penggunaan Platform Digital sebagai Media Penyuluhan, Senin (2/6/2025). Kegiatan ini berlangsung di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kementerian Agama Kota Medan dan diikuti oleh seluruh penyuluh agama se-Kota Medan.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan, Dr. H. Impun Siregar, MA, yang hadir didampingi Plh. Kepala Seksi Bimas Islam Firdansyah Hasibuan, S.Ag, Ketua IPARI Kota Medan Suriadi, S.Ag, Bendahara IPARI Hj. Nunung Ismayanti, MA, dan Ketua IPARI Sumatera Utara Dr. H. Marasakti Bangunan, beserta jajaran.

Dalam sambutannya, Dr. Impun Siregar menekankan pentingnya peran penyuluh agama sebagai agen perubahan yang tidak hanya menyampaikan pesan-pesan keagamaan, tetapi juga ikut aktif menyuarakan isu-isu lingkungan dan transformasi digital.
“Penyuluh agama harus adaptif terhadap perkembangan zaman. Eco enzyme adalah solusi ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, sementara platform digital menjadi sarana yang efektif untuk menyebarluaskan dakwah dan nilai-nilai keislaman,” ujar beliau.
Pelatihan ini bertujuan mendorong para penyuluh untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah organik menjadi eco enzyme cairan multifungsi yang berguna untuk pupuk, pembersih, hingga pengolahan limbah. Selain itu, para peserta juga dibekali keterampilan dalam mengoptimalkan media sosial dan platform digital lainnya sebagai sarana penyuluhan yang inovatif dan menjangkau lebih luas.
Ketua IPARI Kota Medan, Suriadi, S.Ag, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret IPARI dalam menyinergikan program dakwah dengan isu-isu kontemporer seperti lingkungan dan digitalisasi.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, para penyuluh agama diharapkan mampu membawa perubahan positif, tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam gaya hidup masyarakat yang lebih ramah lingkungan dan teknologi.